Parallel Events, March 13, 2017
12:30 PM – 2:00 PM, Church Center of the United Nations
Do
women have hard time being accepted as religious leaders? The answer is “Yes”
“Women
are often called as Sunday school teachers rather than……”
Ada dua pemateri untuk sesi ini. Beliau membahas tentang
peran pendeta perempuan di gereja. Perbandingan antar pendeta laki-laki dan
perempuan sangat banyak. Seperti jika seorang pria telah menikah dan layak
menjadi pendeta, kemungkinan untuk diterima
sangat besar. Sebaliknya, jika seorang perempuan telah menikah dan memiliki
anak, kemungkinan untuk di terima sangat kecil.
Menurut data qualitative – wawancara yang di lakukan oleh
pemateri, perempuan kurang menyakinkan memiliki peran sebagai pendeta.
Sebenarnya, peluang yang di tawarkan untuk menjadi pendeta antar laki-laki dan
perempuan sebanding, namun pada kenyataannya, lebih banyak pria yang memiiki
kesempatan sebagai pemimpin (leader). Disisi lain, peran perempuan kebanyakan
menjadi relawan (volunteer) di gereja. Data lain yang pemateri bahas adalah:
“Although 89% of men and 93% of women agree that men and
women should have equal opportunities to be a pastor, only 73% also feel that
way about their pastor. Those with a preference tend to prefer a pastor who matches
their own gender identity”
Pertanyaan berikutnya, bagaimana
perlakuan masyarakat terhadap pendeta perempuan dibandingkan pendeta laki-laki?
How
are women in leadership positions treated compared to men?
Delapan dari sepuluh pendeta perempuan mengalami perlakuan ketidaksetaraan
gender seperti diskriminasi (gaji rendah), perlakuan sex, dan prasangka lain. Pada
dasarnya pendeta laki-laki juga mengalami hal yang sama namun, pada umumnya pendeta
perempuan lebih sering mengalami hal tersebut.
Hal yang menarik dari data yang di peroleh bahwa, perempuan
memiliki kesempatan lebih rendah (36%) menjadi pendeta jika memiliki anak yang harus
di asuh di rumah. Namun, jika mereka tidak memiliki anak kecil dirumah,
kesempatan untuk menjadi pendeta lebih tinggi (63%) di banding laki-laki (47%).
Does sexism still exist within our denomination?
“Benevolent sexism refers to beliefs about gender that may
appear positive, but actually have damaging societal outcomes in terms of
gender equality”
Untuk informasi lebih lanjut tentang peran pendeta
perempuan : http://www.presbyterianmission.org/resource/gender-leadership-pcusa/
No comments:
Post a Comment